Sabtu, 14 Juni 2008

9 Prinsip Jadi Ortu Yang Baik



Berikut ini ada 9 prinsip yang bisa Anda jadikan patokan.

1. Yang Utama, apa yang Anda lakukan
Hal ini merupakan salah satu prinisp terpenting. Anak2 memperhaikan Anda. Jangan memberikan reaksi yang impulsif.

2. Terlibat dalam kehidupan anak
Tentu membutuhkan waktu dan Anda perlu menyusun kembali prioritas Anda. Seringkali, ini berarti mengorbankan apa yang ingin Anda lakukan, dengan melakukan apa yang diinginkan atau diperhatikan anak. Selalu siap untuk Anda baik secara mental maupun fisik.

3. Sesuaikan dengan karakter Anak
Setiap anak memiliki karakter berbeda., misalnya : anak mudah merasa terganggu dan cepat marah, nilainya di kelas sangat jelek. Bisa jadi anak Anda sedang merasa depresi. Memaksanya untuk melakukan keinginan orangtua bukan merupakan jawaban. Jika perlu, permasalahan ini harus di diagnosa oleh seorang profesional.

4. Menetapkan dan menerapkan aturan
Bila Anda tidak mengatur perilaku anak dari kecil, Anda akan mengalami kesulitan pada saat dia lebih besar, terlebih ketika Anda tidak ada di dekatnya. Aturan yang dipelajari anak dari orangtua sejak kecil, akan membentuk aturan-aturan yang diterapkan di kemudian hari.

5. Membantu mengembangkan kemandirian
Memberikan dukungan terhadap kemandiriannya dapat membantunya mengembangkan arah tujuan yang akan diambil kelak. Banyak orangtua salah mengartikan kemandirian anaknya, dan menyamakannya sebagai pembangkang dan pemberonatk. Anak-anak menuntut kemandirian, karena kemandirian merupakan bagian dari sifat dasar manusia untuk merasa terkendali, dan bukan merasa dikendalikan oleh orang lain.

6. Bersikap Konsisten
Bila aturan yang Anda berikan kepada anak berubah-rubah dari hari ke hari, atau Anda memaksa anak melakukan sesuatu hanya untuk waktu yang sebentar sebentar, wajar jika anak menjadi bingung. Selalulah berusaha bersikap konsisten agar anak anda tumbuh menjadi oang yang konsisten dan tak bingung dengan tujuan hidupnya.

7. Hindari disiplin kasar
Janganlah pernah punya keinginan untuk mengalahkan anak. Anak yang sering ditampar lebih mudah berkelahi dengan anak-anak yang lain, dan kemungkinanya lebih besar bagi mereka untuk menjadai penggertak atau menjadi agresif dalam mengatasi perselisihan dengan oran lain. Banyak kok, cara untuk mendisiplinkan anak, selain main kasar yang malah bisa menimbulkan sifat agresi.

8.. Jelaskan aturan dan keputusan Anda
Umumnya, orangtua memberikan penjelsan yang berlebihan pada anak yang masih kecil, dan memberikan penjelasan yang kurang pada anak yang sudah remaja. Padahal, sesuatu yang tampaknya jelas bagi Anda belum tentu jelas bagi anak Anda yang sudah berusia 12 tahun. Anak Anda tidak memiliki prioritas, penilain atau pengalaman seperti yang Anda miliki loh.

9. Perlakukan anak Anda dengan hormat
Cara terbaik agar anak menghormati Anda adalah dengan memerlakukannya dengan hormat. Anda harus memberi kebaikan pada anak Anda seperti kebaikan yang Anda berikan pada orang lain. Berbicaralah dengan cara sopan kepadanya. Hormati pendapatnya. Dengarkan dengan sungguh-sunngguh bila ia berbicara. Anak-anak akan memperlakukan orang lain sebagaimana orangtuanya memperlaukannya. Hubungan Anda dengan anak Anda merupakan pondasi bagi hubungan dengan orang lain

Selasa, 03 Juni 2008

Bila Si Kecil Berkacamata

Tidak perlu risau bila si kecil harus memakai kacamata. Sebab, alat bantu ini justru akan membantunya beraktivitas. Jadi, pilihkan saja kacamata yang tepat untuknya.Masa kanak-kanak adalah masa menyerap berbagai informasi. Dan, mata merupakan “pintu” informasi yang cukup penting peranannya. Terbayang ‘kan apa jadinya bila mata si kecil bermasalah?
Bukan akhir segalanya
Memakai kacamata bukanlah akhir segalanya bagi si kecil. Ini merupakan masalah gangguan pembiasan (refraksi). Gangguan apa sih? Gangguan pembiasan membuat obyek yang ditangkap oleh mata terlihat tidak fokus alias buram. Keadaan inilah yang dikoreksi dengan pemakaian kacamata atau lensa kontak.
Sebenarnya, ada berbagai jenis gangguan pembiasan. Dan, yang biasa dialami anak adalah kelainan mata minus (gangguan pembiasan rabun jauh) dan kelainan mata plus (gangguan pembiasan rabun dekat). Nggak susah kok untuk “menebak” gangguan mana yang diderita oleh si kecil. Karena, ada beberapa perilaku khas yang umum jadi “pertanda”. Apa itu?
Anak memiliki kelainan mata minus kalau menunjukkan perilaku berikut:
* Umumnya, jarak mata normal saat melihat gambar atau membaca buku sekitar 30 cm. Nah, anak yang mengalami gangguan ini biasanya akan mendekatkan matanya ke buku hingga jarak kurang dari 20 cm.
* Ketika nonton televisi, ia akan duduk dengan jarak yang sangat dekat, bahkan bisa jadi berdiri di dekat layar televisi.
* Begitu melihat obyek yang jauh, ia akan memicingkan matanya sambil memiringkan kepala, seolah-olah berusaha mencari fokus yang jelas.Sementara itu, hal yang bisa diamati pada anak dengan kelainan mata plus adalah:
* Begitu melihat gambar atau bacaan, anak akan menjauhkan matanya dari buku tersebut.* Anak cepat mengeluh lelah dan merasa tidak nyaman ketika menggambar, menulis atau membaca.
* Terkadang mata anak mudah berair, merah, bahkan terasa gatal.
Beda-beda pemeriksaannya
Bila Anda mencurigai adanya gangguan pada penglihatannya, apalagi kalau si kecil sampai mengeluh, segera konsultasikan ke dokter. Tentu saja, pemeriksaan yang dilakukan dokter akan disesuaikan dengan usia dan kematangan anak. Berikut pemeriksaan yang umum dilakukan:
Pengukuran subyektif
* Bila anak masih sangat kecil dan belum mampu berbicara, dokter akan memperlihatkan gambar dengan bentuk dan warna yang menarik perhatian. Gambar itu kemudian digerak-gerakkan ke berbagai arah. Dari sini, dokter akan memperhatikan apakah pandangan anak mengikuti gerakan gambar itu atau tidak. Bila tidak, ini berarti ada kemungkinan terjadi gangguan pada penglihatannya.
* Untuk balita, pada awalnya dokter akan memperlihatkan gambar benda yang sudah sangat dikenal anak, seperti binatang, bentuk rumah, angka, atau huruf. Setelah itu, gambar tadi akan diperkecil dan diperkecil terus sampai batas maksimal anak bisa melihatnya dengan jelas. Dengan begitu, dokter akan tahu sejauh mana gangguan pembiasan yang dialaminya.
* Cara lain adalah dengan preferential looking test , yaitu menggunakan benda berbentuk silinder bergaris hitam yang diletakkan dalam posisi tegak dan dalam jarak tertentu. Lalu, secara bergantian benda ini diperlihatkan ke anak. Setiap kali diperlihatkan, jarak antar dua garis hitam diperkecil atau dipersempit. Bila penglihatannya tajam, anak tetap dapat melihat adanya dua garis yang jaraknya semakin berdekatan itu. Bila terjadi gangguan pembiasan, maka semua garis terlihat membaur menjadi satu.
Pengukuran obyektif
* Mata memiliki apa yang disebut sistem optik, yaitu terdiri dari kornea mata dan lensa yang bertugas membiaskan cahaya ke retina. Nah, baik tidaknya fungsi dari sistem optik ini akan diukur dengan autorefractometer (pemeriksaan yang dilakukan dengan alat komputer) .
* Pemeriksaan ini lebih obyektif untuk melihat minus atau plusnya mata si kecil.Manakah yang terbaik? Kedua jenis pemeriksaan ini perlu dijalani si kecil karena akan saling melengkapi.
Nia L. TobingKonsultasi ilmiah: DR Tjahyono D. Gondhowiardjo, Sp.M - Jakarta Eye Center

Minggu, 01 Juni 2008

Anak Tak Mau Berhenti Ngempeng

Empeng memang membantu Anda menenangkan anak. Namun empeng dapat berdampak negatif jika si kecil terlanjur tergantung menggunakannya.Arsya menyesal membelikan Ario empeng ketika putranya masih bayi. Waktu itu, menurut mertuanya, empeng sangat efektif untuk membendung tangisan bayi. Arsya, yang kala itu termasuk ibu baru, memang cukup panik mendengar tangisan Ario yang bertubi-tubi.Empeng yang dibelikannya itu kini seakan-akan melekat erat pada mulut anaknya, hingga kini Ario hampir berusia 2 tahun. Keengganan Ario melepas empeng kesayangannya membuat ibu muda ini panik. Bagaimana agar anak semata wayangnya ini mau melupakan empeng nya?
Ada untung ruginya
Dalam buku What to Expect The Toddler Years karangan Arlene Eisenberg, Heidi E. Murkoff dan Sandee E. Hathaway, disebutkan mengenai perdebatan untung-rugi penggunaan empeng bagi anak. Beberapa penelitian menyebutkan, penggunaan empeng justru dianjurkan bagi bayi-bayi prematur maupun bayi-bayi yang kerap terserang kolik. Tujuannya, untuk menenangkan mereka.Di sisi lain, penggunaan empeng dalam jangka panjang dapat merusak struktur mulut dan posisi gigi geligi bayi. Bahkan terkadang penggunaan empeng yang terlalu lama dapat menimbulkan masalah bagi kemampuan berbicara si kecil. Padahal, empeng merupakan alat yang sangat digemari para ibu untuk membantu menenangkan bayi-bayi mereka. Sehingga, tidak sedikit ibu yang membeli benda itu bagi buah hatinya. Apalagi, empeng maupun dot kini bentuknya dibuat sedemikian rupa disesuaikan struktur bentuk mulut anak. Namun, bagaimana sebaiknya?
Atasi jika berkelanjutan
Pada dasarnya pilihan untuk memakaikan empeng pada si kecil yang masih bayi sangat tergantung pada Anda. Bagaimana pandangan Anda terhadap pemakaian empeng ini pada anak, serta bentuk empeng seperti apa yang Anda pilihkan baginya.Namun mendekati usia anak yang kedua, sebaiknya ia tidak tergantung lagi pada empeng.
Jika si kecil terlanjur tergantung pada empeng dan Anda akan segera mengakhirinya, berikut ini beberapa cara yang dapat dicoba:
- Ketergantungan anak pada empeng karena perasaan cemasnya. Karena cemas, ia mencari pelampiasan dengan cara mengempeng. Karenanya, cobalah memberi perhatian dan cinta yang cukup bagi si kecil. Hal ini akan membuatnya merasa nyaman dan aman bersama Anda.- Cobalah mengalihkan perhatian anak dari empeng. Misalnya, dengan mengajaknya menyanyi, bercerita, bercanda atau pun bermain ketika anak teringat empeng nya.

- Ketika anak merasa lapar atau lelah, ia biasanya mengatasinya dengan cara yang dikenal sebelumnya, yaitu mengempeng. Karenanya, hindari si kecil merasa lapar atau lelah.
- Tegakan disiplin dengan konsisten. Katakan dengan tegas pada anak bahwa ia sudah terlalu besar untuk memakai empeng. Negosiasikan kapan ia mau melepaskan empeng . Kemudian, cobalah konsisten terhadap waktu yang telah ditetapkan anak sendiri bersama Anda untuk tidak lagi mengempeng.
- Anda berkesempatan mendorong si kecil melepas empeng saat empeng nya sobek atau rusak dan sudah waktunya dibuang. Tegaskan bahwa Anda tidak membelikannya yang baru karena ia sudah cukup besar untuk terus menggunakan empeng . Jika cara ini yang dipakai, Anda harus siap menggantinya dengan perhatian Anda yang lebih besar. Atau, memberinya berbagai kegiatan agar si kecil cepat melupakan empeng nya.

www.ayahbunda-online.com